MANAJEMEN
SEKOLAH
I.
PENDAHULUAN
Ilmu manajemen apabila dipelajari secara
komprehensif dan diterapkan secara konsisten memberikan arah yang jelas,
langkah yang teratur maka keberhasilan dan kegagalan dapat mudah dievalusai
dengan benar, akurat dan lengkap sehingga dapat dijadikan bahan pembelajaran
bagi tindakan selanjutnya. Organisasi pendidikan sebagai lembaga yang bukan
saja besar secara fisik, tetapi juga mengemban misi yang besar dan mulia untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa dan Negara. Hal tersebut tentu saja memerlukan
manajemen yang profesional.
Manajemen sekolah merupakan faktor yang terpenting dalam
menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di sekolah yang keberhasilannya
diukur oleh prestasi tamatan (out put), oleh karena itu dalam menjalankan kepemimpinan, harus berpikir “sistem” artinya dalam
penyelenggaraan pendidikan di sekolah komponen-komponen terkait seperti:
guru-guru, staff TU, Orang tua siswa/Masyarakat, Pemerintah, anak didik, dan
lain-lain harus berfungsi optimal yang dipengaruhi oleh kebijakan dan kinerja
pimpinan. Tantangan lembaga pendidikan (sekolah) adalah
mengejar ketinggalan artinya kompetisi dalam meraih prestasi terlebih dalam
menghadapi persaingan global. Tantangan ini akan dapat teratasi bila pengaruh
kepemimpinen sekolah terkonsentrasi pada pencapaian sasaran dimaksud.
II.
RUMUSAN MASALAH
A.
Apa Pengertian Manajemen Sekolah
B.
Fungsi manajemen sekolaha
C.
Bidang-bidang manajemen sekolah
III. PEMBAHASAN
A.
Pengertian manajemen sekolah
Secara bahasa kata manajemen berasal
dari bahasa Ingris yaitu “kata kerja to manage berarti control yang dalam
bahasa Indonesia diartikan mengendalikan, menangani, atau mengelola ”. Menurut
James A. F. Stoner, dkk manajemen adalah “proses merencanakan, mengorganisasikan,
memimpin dan mengendalikan pekerjaan anggota organisasi serta menggunakan semua
sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ”. Sedangkan menurut
Paul Hersi dan Kenneth Blancherd manajemen adalah “ suatu usaha yang dilakukan
bersama individu atau kelompok untuk mencapai tujuan organisasi ”. Siswanto
juga turut mengemukakan pendapatnya mengenai manajemen yaitu “seni dan ilmu
dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian
terhadap orang serta mekanisme kerja untuk mencapai tujuan ”. Dari ketiga
pendapat diatas dapat ditarik benang merah bahwa manajemen adalah seni dan ilmu
untuk merencanakan, memimpin, mengorganisasikan, mengarahkan, mengendalikan,
serta memotivasi baik individu maupun kelompok serta menggunakan segala sumber
daya yang ada untuk mencapai tujuan akhir yang telah ditentukan.
Sedangkan kata sekolah berasal dari “ bahasa
latin skhole, scola, scolae, schola yang berarti waktu luang ”. Sedangkan
secara terminologi sekolah adalah “bangunan atau lembaga untuk belajar dan
mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran ”.
B.
Fungsi Manajemen Sekolah
Kegiatan manajemen sekolah dalam mencapai tujuan adalah melalui penerapan
fungsi- fungsi diantaranya perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pelaporan, pengkoordinasian, pembiyaan, dan pengawasan
dalam menggunakan dan memanfaatkan fasilitas maupun sumberdaya yang
tersedia. Jadi fungsi manajemen pada prinsipnya dimulai dari proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemantauan, dan penilaian atau
evaluasi terhadap semua program kerja sekolah dengan pengaturan yang baik.
Berikut diuraikan fungsi manajemen sekoalah yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pelaporan, pengkoordinasian, pembiyaan, dan
pengawasandalam konteks kegiatan satuan pendidikan.
a. Fungsi
Perencanaan
Perencanaan merupakan kontinuitas progam sebagai lanjutan bagi
terciptanya stabilitaskegiatan mengajar di sekolah. Sekolah harus membuat
rencana jangka pendek pada setiap semester dan tahunan, karena kegiatanya
selalu berubah. Perencanaan adalah proses memikirkan dan menetapkan
.kegiatan-kegiatan atau program-program yang akan dilakukan pada masa yang akan
datang untuk mencapai tujuan tertentu. Banghart dan Trull (1973) mengemukakan :
Educational planning is first of all a rational process. Pendapat ini
menunjukan bahwa perencanaan pendidikan awal proses-proses rasional, dan
mengandung sifat optimisme yang di dasarkan pada kepercayaan bahwa akan dapat
mengatasi akan berbagai macam permasalahan. Perencanaan merupakan hasil
kesepakatan dan pengertian diantara personal sekolah tentang apa yang harus
dicapai oleh organisasi. Perencanaa itu dapat diartikan sebagai proses
penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan yang akan datang untuk
mencapai tujuan yang ditentukan (Gaffar, 1987) .
Berdasarkan uraian diatas bahwa perencanaan sekolah adalah proses
menentukan sasaran, alat, tuntutan-tuntutan, taksiran, pedoman, dan kesepakatan
atau komitmen yang menghasilkan program-program sekolah yang terus berkembang.
Perencanaan sekolah harus luwes, mampu menyesuaikan diri terhadap kebutuhan,
dapat di pertanggung jawabkan, dan menjadi penjelas dari tahap-tahap yang di
kehendaki dengan melibatkan sumber daya dalam pembuatan keputusan. Tujuan
rencana sekolah membantu sekolah menjelaskan pengelolaan sekolah sekarang dan
masa mendatang, mendorong dan mendukung partisipasi masyarakat, mendorong
adanya keputusan-keputusan tingkat sekolah dan mendorong terciptanya ketentuan
dan pelaksanaan.
b. Fungsi
pengorganisasian
Pengorganisasian diartikan sebagai
kegiatan pembagiip tugas-tugas pada
orang yang terlibat dalam kerja sama sekolah. Karena tugas-tugas ini demikian
banyak dan tidak dapat diselesaikan oleh orang satu saja, tugas-tugas ini
dibagi untuk dikerjakan oleh masing-masing unit organisasi. Kegiatan
pengorganisasian menentukan siapa yang akan melaksanakan tugas sesuai prinsip
pengorganisasian. Salah satu prinsip pengorganisasian terbaginya tugas dalam
berbagai unsur organisasi, dengan kata lain pengorganisasian yang efektif
adalah membagi habis dan menstrukturkan tugas-tugas ke dalam sub-sub atau
komponen-komponen organisasi secara proporsional.
Pengorganisasian adalah keseluruhan
proses memilih orang-orang serta mengalokasikan sarana dan prasarana untuk
menunjang tugas orang-orang itu dalam organisasi dan mengatur mekanisme
kerjanya sehingga dapat menjamin pencapaian tujuan. Pengorganisasian menurut
Gibson, at al(1982) meliputi semua kegiatan manajerial yang dilakukan untuk
mewujudkan kegiatan yang direncanakan menjadi suatu struktur tugas, wewenang,
dan menentukan siapa yang akan melaksanakan tugas tertentu untuk mencapai tugas
yang diinginkan organisasi. Dalam pengorganisasian bukan hanya
mengindentifikasikan jabatan dan menentukan hubungan, melainkan yang paling
penting adalah mempertimbangkan orang-orang yang memperhatikan kebutuhanya agar
berfunsi dengan baik.
Jadi yang disebut dengan
pengorganisasian sekolah disini adalah tingkat kemampuan kepala sekolah bersama
guru, tenaga kependidikan, dan personal lainya di sekolah melakukan semua
kegiatan manajerial untuk mewujudkan hasil yang direncanakan dengan menentukan
struktur tugas, wewnang dan tanggung jawab, dan menentuka fungsi-fungsi setiap
personal secara proporsional sesuai tugas pokok dan funsinya, sehingga
terlaksananya tugas pada berbagai unsur organisasi. Pengorganisasian juga
menentukan alat-alat yang diperlukan, pengalokasian waktu, dana, dan sumber
daya sekolah yang blebih proporsional.
c. Fungsi
penggerakan (Actuating)
Menggerakkan actuating menurut terry
(1977) berarti merangsang anggota-anggota kelompok melaksanakan tugas-tugas
dengan antusias dan kemauan yang baik. Oleh karena itu kepemimpinan kepala
sekolah mempunyai peran yang sangat penting dalam menggerakkan personal sekolah
melaksanakan program kerjanya.
prinsip utama dalam penggerakkan ini
adalah bahwa perilaku dapat diatur, dibentuk, atau diubah dengan sistem imbalan
yang positif yang dikendalikan dengan cermat. Dalam melakukan funsi
penggerakkan kepala sekolah merencanakan cara untuk memungkinkan guru, tenaga
kependidikan, dan personal sekoah lainnya secara teratur mempelajari seberapa
baik ia telah memenuhi tujuan sekolah yang spesifik dapat meningkatkan mutu
sekolah.
d. Fungsi
penkoordinasian
Koordinasi dalam oprasionalnya
mengerjakan unit-unit, orang-orang lalu lintas informasi dan pengawasan
seefektif mungkin, semuanya harus seimbang dan selaras dengan tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya. Organisasi yang baik, menurut sergeiovani (1987:371)
memberikan susunan administratif, aturan-aturan, mekanisme pengkoordinasian
yang dibutuhkan untuk memudahkan menjalankan aktifitas organisasi secara
maksimal. Sebagaimana dikemukakan oleh henry L. Siks bahwa manajemen
e. Fungsi
pengarahan
Di antara guru, tenaga kependidikan,
dan karyawan sekolah lainya merasa kecewa dalam pekerjaan mereka, beberapa
kesulitan timbul karena tidak adanya informasi atau arahan atau pengetahuan
yang cukup atas strategi kerja yang diterapkan kepala sekolah. Karena itu dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya seluruh personal sekolah membutuhkan
informaasi dan arah yang jelas. Pengarahan (directing) dilakukan agar kegiatan
yang dilakukan bersama tetap melalui jalur yang telah ditetapkan, tidak terjadi
penyimpangan yang dapat menimbulkan terjadinya pemborosan. Secara oprasional
pengarahan dapat dipahami sebagai pemberian petunjuk bagaiman tugas-tugas harus dilaksanakan,
memberikan bimbingan selanjutnya dalam dalam rangka memperbaiki cara bekerja.
Jadi, diperlukannya pengarahan oleh
pengarah yang mempunyai kemampuan kepemimpinan yaitu kemampuan yang
mempengaruhi orang lain agar mereka mau bekerja dengan sebaik-baiknya dalam
mencapai tujuan. Kerja sama memerlukan proses pemantauan (monitoring) yaitu
suatu kegiatan mengumpulkan data dalam usaha mengetahui seberapajauh kegiatan
sekolah telah mencapai tujuanaya, dan mendapatkan bukti-bukti atau dalam
menetapkan apakah tujuan tercapai atau tiadak. Hasil pemantauan itu menjadi
penjelas bagi kepala sekolah dalam member arahan dan menyampaikan informasi
penting meningkatkan kinerja sekolah.
f. Fungsi
pengawasan
Secara umum pengawasan dikaitkan
dengan upaya mengendalikan, membinapengawasan yang efektif, implementasi
rencana, kebijakan, dan upaya pengendalian mutu dapat dilaksanakan dengan lebih
baik. Pengawasan ialah funsi administratif yang setaiap administrator
memastikan bahwa apa yang dikerjakan sesuiai yang dikehendaki.
Prinsip-prinsip pengawasan yang
perlu diperhatiakan menurut massie (1973:89) tertuju kepada strategis sebagai
C.
Bidang-bidang
manajemen sekolah
Merujuk
kepada kebijakan Direktorat Pendidikan Menengah Umum Depdiknas dalam buku
Panduan Manajemen Sekolah, Dalam melaksanakan kegiatannya,
sekolah memiliki berbagai garapan, Oleh karena itu, diperlukan keteraturan
dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut sehingga kegiatan itu termasuk ke
dalam bidang garapan yang sesuai.
berikut
ini akan diuraikan secara ringkas tentang bidang-bidang kegiatan pendidikan di
sekolah, yang mencakup :
a) Manajemen
Kurikulum
Kurikulum di sekolah merupakan penentu
utama kegiatan sekolah. Kegiatan yang dilakukan disekolah mulai dari dibukanya
pintu sekolah sampai dengan lonceng pulang. Demikian juga dengan siswa yang
mulai masuk sekolah, mereka melakukan kegiatan belajar berdasarkan kurikulum
yang berlaku dan selalu disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang berkembang. Kurikulum yang dirumuskan harus sesuai dengan
filsafat dan cita-cita bangsa, perkembangan siswa, tuntunan, dan kemajuan
masyarakat.
b) Manajemen
Kesiswaan
Manajemen kesiswaan merupakan
kegiatan-kegiatan yang bersangkutan dengan masalah kesiswaan di sekolah.
Kegiatan manajemen kesiswaan meliputi: perencanaan penerimaan murid baru,
pembinaan siswa, dan kelulusan.
Penerimaan siswa merupakan proses
pelayanan dan pencatatan siswa dalam penerimaan siswa baru, setelah melalui
seleksi masuk siswa baru dengan persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan.
Dalam penerimaan siswa baru terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan seperti:
Penetapaan daya tampung, penetapan persyaratan siswa yang akan diterima dan
pembentukan panitia penerimaan siswa baru.
c) Manajemen
Personil/ anggota
Manajemen
Sumber Daya Manusia Pendidikan mencoba untuk memelajari bagaimana peran
bagian kepegawaian atau departemen personalia dalam pengelolaan sumber daya
manusia sehubungan dengan telah berkembangnya profesi kependidikan yang
didukung oleh Undang-Undang Guru dan Dosen Nomer 14 Tahun 2005 Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomer 19 Tahun 2005 tentang Badan Standar
Nasional Pendidikan, Peraturan Menteri Nomer 22 Tahun 2005 tentang Standar Isi,
Peraturan Menteri Nomer 24 Tahun 2005 tentang Pelaksanaan Standar Isi dan
Standar Kelulusan dan beberapa peraturan lainnya yang dilahirkan untuk
memperbaiki mutu pendidikan. Di samping itu, perlu adanya penataan sumberdaya
manusia dalam dunia pendidikan yang selama ini pola penataannya tidak
memperhatikan konsep-konsep dasar dan praktik-praktik manajemen sumberdaya
manusia modern.
d) Manajemen
Sarana dan Prasarana
Manajemen Sarana dan Prasarana adalah
kegiatan yang mengatur untuk mempersiapkansegala peralatan/ material bagi
terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Sarana prasarana pendidikan
adalah semua benda bergerak dan tidak bergerak yang dibutuhkan untuk menunjang
penyelanggaraan kegiatan belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
e) Manajemen
Keuangan
Pendidikan membutuhkan biaya yang banyak.
Sudah menjadi rahasia umum, pendidikan yang berkualitas itu mahal. Dengan
demikian, variasi pembiayaan pendidikan akan sangat bervariasi. Penanggung
jawab manajemen pembiayaan pendidikan adalah kepala sekolah dan guru yang ikut
bertanggug jawab atas pembiyaan pendidikan
f) Manajemen
Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Sekolah dan masyarakat memiliki hubungan
timbal balik untuk menjaga kelestarian dan kemajuan masyarakat itu sendiri.
Sekolah diselanggarakan untuk dapat menjaga kelestarian nilai-nilai positif
masyarakat, dengan harapan sekolah dapat
mewariskan nilai-nilai yang dimiliki masyarakat dengan baik dan benar.
g) Manajemen
Layanan Khusus
Manajemen Layanan Khusus dilakukan
untuk mendukung keberhasilan proses belajar
mengajar. Keberhasilan proses belajar mengajar membutuhkan fasilitas
lain unuk mencapainya. Keberhasilan belajar tersebut di antaranya harus
ditunjang dengan pusat sumber belajar, pusat kesehatan sekolah, bimbingan
konseling, dan kantin sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar