Minggu, 16 Desember 2012

manajemen sekolah



MANAJEMEN SEKOLAH
I.       PENDAHULUAN

      Ilmu manajemen apabila dipelajari secara komprehensif dan diterapkan secara konsisten memberikan arah yang jelas, langkah yang teratur maka keberhasilan dan kegagalan dapat mudah dievalusai dengan benar, akurat dan lengkap sehingga dapat dijadikan bahan pembelajaran bagi tindakan selanjutnya. Organisasi pendidikan sebagai lembaga yang bukan saja besar secara fisik, tetapi juga mengemban misi yang besar dan mulia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan Negara. Hal tersebut tentu saja memerlukan manajemen yang profesional.
Manajemen sekolah merupakan faktor yang terpenting dalam menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di sekolah yang keberhasilannya diukur oleh prestasi tamatan (out put), oleh karena itu dalam menjalankan kepemimpinan, harus berpikir “sistem” artinya dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah komponen-komponen terkait seperti: guru-guru, staff TU, Orang tua siswa/Masyarakat, Pemerintah, anak didik, dan lain-lain harus berfungsi optimal yang dipengaruhi oleh kebijakan dan kinerja pimpinan. Tantangan lembaga pendidikan (sekolah) adalah mengejar ketinggalan artinya kompetisi dalam meraih prestasi terlebih dalam menghadapi persaingan global. Tantangan ini akan dapat teratasi bila pengaruh kepemimpinen sekolah terkonsentrasi pada pencapaian sasaran dimaksud.
II.    RUMUSAN MASALAH
A.    Apa Pengertian Manajemen Sekolah
B.     Fungsi manajemen sekolaha
C.    Bidang-bidang manajemen sekolah

III. PEMBAHASAN
A.    Pengertian manajemen sekolah
Secara bahasa kata manajemen berasal dari bahasa Ingris yaitu “kata kerja to manage berarti control yang dalam bahasa Indonesia diartikan mengendalikan, menangani, atau mengelola ”. Menurut James A. F. Stoner, dkk manajemen adalah “proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan pekerjaan anggota organisasi serta menggunakan semua sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ”. Sedangkan menurut Paul Hersi dan Kenneth Blancherd manajemen adalah “ suatu usaha yang dilakukan bersama individu atau kelompok untuk mencapai tujuan organisasi ”. Siswanto juga turut mengemukakan pendapatnya mengenai manajemen yaitu “seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang serta mekanisme kerja untuk mencapai tujuan ”. Dari ketiga pendapat diatas dapat ditarik benang merah bahwa manajemen adalah seni dan ilmu untuk merencanakan, memimpin, mengorganisasikan, mengarahkan, mengendalikan, serta memotivasi baik individu maupun kelompok serta menggunakan segala sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan akhir yang telah ditentukan.
Sedangkan kata sekolah berasal dari “ bahasa latin skhole, scola, scolae, schola yang berarti waktu luang ”. Sedangkan secara terminologi sekolah adalah “bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran ”.
B.     Fungsi Manajemen Sekolah
Kegiatan manajemen sekolah dalam mencapai tujuan adalah melalui penerapan fungsi-            fungsi diantaranya perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pelaporan, pengkoordinasian, pembiyaan, dan pengawasan dalam menggunakan dan memanfaatkan fasilitas maupun sumberdaya yang tersedia. Jadi fungsi manajemen pada prinsipnya dimulai dari proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemantauan, dan penilaian atau evaluasi terhadap semua program kerja sekolah dengan pengaturan yang baik. Berikut diuraikan fungsi manajemen sekoalah yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pelaporan, pengkoordinasian, pembiyaan, dan pengawasandalam konteks kegiatan satuan pendidikan.
a.       Fungsi Perencanaan
Perencanaan merupakan kontinuitas progam sebagai lanjutan bagi terciptanya stabilitaskegiatan mengajar di sekolah. Sekolah harus membuat rencana jangka pendek pada setiap semester dan tahunan, karena kegiatanya selalu berubah. Perencanaan adalah proses memikirkan dan menetapkan .kegiatan-kegiatan atau program-program yang akan dilakukan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu. Banghart dan Trull (1973) mengemukakan : Educational planning is first of all a rational process. Pendapat ini menunjukan bahwa perencanaan pendidikan awal proses-proses rasional, dan mengandung sifat optimisme yang di dasarkan pada kepercayaan bahwa akan dapat mengatasi akan berbagai macam permasalahan. Perencanaan merupakan hasil kesepakatan dan pengertian diantara personal sekolah tentang apa yang harus dicapai oleh organisasi. Perencanaa itu dapat diartikan sebagai proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan yang akan datang untuk mencapai tujuan yang ditentukan (Gaffar, 1987) .
Berdasarkan uraian diatas bahwa perencanaan sekolah adalah proses menentukan sasaran, alat, tuntutan-tuntutan, taksiran, pedoman, dan kesepakatan atau komitmen yang menghasilkan program-program sekolah yang terus berkembang. Perencanaan sekolah harus luwes, mampu menyesuaikan diri terhadap kebutuhan, dapat di pertanggung jawabkan, dan menjadi penjelas dari tahap-tahap yang di kehendaki dengan melibatkan sumber daya dalam pembuatan keputusan. Tujuan rencana sekolah membantu sekolah menjelaskan pengelolaan sekolah sekarang dan masa mendatang, mendorong dan mendukung partisipasi masyarakat, mendorong adanya keputusan-keputusan tingkat sekolah dan mendorong terciptanya ketentuan dan pelaksanaan.
b.      Fungsi pengorganisasian
            Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagiip  tugas-tugas pada orang yang terlibat dalam kerja sama sekolah. Karena tugas-tugas ini demikian banyak dan tidak dapat diselesaikan oleh orang satu saja, tugas-tugas ini dibagi untuk dikerjakan oleh masing-masing unit organisasi. Kegiatan pengorganisasian menentukan siapa yang akan melaksanakan tugas sesuai prinsip pengorganisasian. Salah satu prinsip pengorganisasian terbaginya tugas dalam berbagai unsur organisasi, dengan kata lain pengorganisasian yang efektif adalah membagi habis dan menstrukturkan tugas-tugas ke dalam sub-sub atau komponen-komponen organisasi secara proporsional.
            Pengorganisasian adalah keseluruhan proses memilih orang-orang serta mengalokasikan sarana dan prasarana untuk menunjang tugas orang-orang itu dalam organisasi dan mengatur mekanisme kerjanya sehingga dapat menjamin pencapaian tujuan. Pengorganisasian menurut Gibson, at al(1982) meliputi semua kegiatan manajerial yang dilakukan untuk mewujudkan kegiatan yang direncanakan menjadi suatu struktur tugas, wewenang, dan menentukan siapa yang akan melaksanakan tugas tertentu untuk mencapai tugas yang diinginkan organisasi. Dalam pengorganisasian bukan hanya mengindentifikasikan jabatan dan menentukan hubungan, melainkan yang paling penting adalah mempertimbangkan orang-orang yang memperhatikan kebutuhanya agar berfunsi dengan baik.
            Jadi yang disebut dengan pengorganisasian sekolah disini adalah tingkat kemampuan kepala sekolah bersama guru, tenaga kependidikan, dan personal lainya di sekolah melakukan semua kegiatan manajerial untuk mewujudkan hasil yang direncanakan dengan menentukan struktur tugas, wewnang dan tanggung jawab, dan menentuka fungsi-fungsi setiap personal secara proporsional sesuai tugas pokok dan funsinya, sehingga terlaksananya tugas pada berbagai unsur organisasi. Pengorganisasian juga menentukan alat-alat yang diperlukan, pengalokasian waktu, dana, dan sumber daya sekolah yang blebih proporsional.
c.       Fungsi penggerakan (Actuating)
            Menggerakkan actuating menurut terry (1977) berarti merangsang anggota-anggota kelompok melaksanakan tugas-tugas dengan antusias dan kemauan yang baik. Oleh karena itu kepemimpinan kepala sekolah mempunyai peran yang sangat penting dalam menggerakkan personal sekolah melaksanakan program kerjanya.
            prinsip utama dalam penggerakkan ini adalah bahwa perilaku dapat diatur, dibentuk, atau diubah dengan sistem imbalan yang positif yang dikendalikan dengan cermat. Dalam melakukan funsi penggerakkan kepala sekolah merencanakan cara untuk memungkinkan guru, tenaga kependidikan, dan personal sekoah lainnya secara teratur mempelajari seberapa baik ia telah memenuhi tujuan sekolah yang spesifik dapat meningkatkan mutu sekolah.
d.      Fungsi penkoordinasian
            Koordinasi dalam oprasionalnya mengerjakan unit-unit, orang-orang lalu lintas informasi dan pengawasan seefektif mungkin, semuanya harus seimbang dan selaras dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Organisasi yang baik, menurut sergeiovani (1987:371) memberikan susunan administratif, aturan-aturan, mekanisme pengkoordinasian yang dibutuhkan untuk memudahkan menjalankan aktifitas organisasi secara maksimal. Sebagaimana dikemukakan oleh henry L. Siks bahwa manajemen
e.       Fungsi pengarahan
            Di antara guru, tenaga kependidikan, dan karyawan sekolah lainya merasa kecewa dalam pekerjaan mereka, beberapa kesulitan timbul karena tidak adanya informasi atau arahan atau pengetahuan yang cukup atas strategi kerja yang diterapkan kepala sekolah. Karena itu dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya seluruh personal sekolah membutuhkan informaasi dan arah yang jelas. Pengarahan (directing) dilakukan agar kegiatan yang dilakukan bersama tetap melalui jalur yang telah ditetapkan, tidak terjadi penyimpangan yang dapat menimbulkan terjadinya pemborosan. Secara oprasional pengarahan dapat dipahami sebagai pemberian petunjuk   bagaiman tugas-tugas harus dilaksanakan, memberikan bimbingan selanjutnya dalam dalam rangka memperbaiki cara bekerja.
            Jadi, diperlukannya pengarahan oleh pengarah yang mempunyai kemampuan kepemimpinan yaitu kemampuan yang mempengaruhi orang lain agar mereka mau bekerja dengan sebaik-baiknya dalam mencapai tujuan. Kerja sama memerlukan proses pemantauan (monitoring) yaitu suatu kegiatan mengumpulkan data dalam usaha mengetahui seberapajauh kegiatan sekolah telah mencapai tujuanaya, dan mendapatkan bukti-bukti atau dalam menetapkan apakah tujuan tercapai atau tiadak. Hasil pemantauan itu menjadi penjelas bagi kepala sekolah dalam member arahan dan menyampaikan informasi penting meningkatkan kinerja sekolah.
f.       Fungsi pengawasan
            Secara umum pengawasan dikaitkan dengan upaya mengendalikan, membinapengawasan yang efektif, implementasi rencana, kebijakan, dan upaya pengendalian mutu dapat dilaksanakan dengan lebih baik. Pengawasan ialah funsi administratif yang setaiap administrator memastikan bahwa apa yang dikerjakan sesuiai yang dikehendaki.
            Prinsip-prinsip pengawasan yang perlu diperhatiakan menurut massie (1973:89) tertuju kepada strategis sebagai 
C.     Bidang-bidang manajemen sekolah
            Merujuk kepada kebijakan Direktorat Pendidikan Menengah Umum Depdiknas dalam buku Panduan Manajemen Sekolah, Dalam melaksanakan kegiatannya, sekolah memiliki berbagai garapan, Oleh karena itu, diperlukan keteraturan dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut sehingga kegiatan itu termasuk ke dalam bidang garapan yang sesuai.
            berikut ini akan diuraikan secara ringkas tentang bidang-bidang kegiatan pendidikan di sekolah, yang mencakup :
a)      Manajemen Kurikulum
      Kurikulum di sekolah merupakan penentu utama kegiatan sekolah. Kegiatan yang dilakukan disekolah mulai dari dibukanya pintu sekolah sampai dengan lonceng pulang. Demikian juga dengan siswa yang mulai masuk sekolah, mereka melakukan kegiatan belajar berdasarkan kurikulum yang berlaku dan selalu disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang. Kurikulum yang dirumuskan harus sesuai dengan filsafat dan cita-cita bangsa, perkembangan siswa, tuntunan, dan kemajuan masyarakat.
b)      Manajemen Kesiswaan
Manajemen kesiswaan merupakan kegiatan-kegiatan yang bersangkutan dengan masalah kesiswaan di sekolah. Kegiatan manajemen kesiswaan meliputi: perencanaan penerimaan murid baru, pembinaan siswa, dan kelulusan.
Penerimaan siswa merupakan proses pelayanan dan pencatatan siswa dalam penerimaan siswa baru, setelah melalui seleksi masuk siswa baru dengan persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan. Dalam penerimaan siswa baru terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan seperti: Penetapaan daya tampung, penetapan persyaratan siswa yang akan diterima dan pembentukan panitia penerimaan siswa baru.
c)      Manajemen Personil/  anggota
      Manajemen  Sumber Daya Manusia Pendidikan mencoba untuk memelajari bagaimana peran bagian kepegawaian atau departemen personalia dalam pengelolaan sumber daya manusia sehubungan dengan telah berkembangnya profesi kependidikan yang didukung oleh Undang-Undang Guru dan Dosen Nomer 14 Tahun 2005 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomer 19 Tahun 2005 tentang Badan Standar Nasional Pendidikan, Peraturan Menteri Nomer 22 Tahun 2005 tentang Standar Isi, Peraturan Menteri Nomer 24 Tahun 2005 tentang Pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kelulusan dan beberapa peraturan lainnya yang dilahirkan untuk memperbaiki mutu pendidikan. Di samping itu, perlu adanya penataan sumberdaya manusia dalam dunia pendidikan yang selama ini pola penataannya tidak memperhatikan konsep-konsep dasar dan praktik-praktik manajemen sumberdaya manusia modern.
d)     Manajemen Sarana dan Prasarana
Manajemen Sarana dan Prasarana adalah kegiatan yang mengatur untuk mempersiapkansegala peralatan/ material bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Sarana prasarana pendidikan adalah semua benda bergerak dan tidak bergerak yang dibutuhkan untuk menunjang penyelanggaraan kegiatan belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung.
e)      Manajemen Keuangan
      Pendidikan membutuhkan biaya yang banyak. Sudah menjadi rahasia umum, pendidikan yang berkualitas itu mahal. Dengan demikian, variasi pembiayaan pendidikan akan sangat bervariasi. Penanggung jawab manajemen pembiayaan pendidikan adalah kepala sekolah dan guru yang ikut bertanggug jawab atas pembiyaan pendidikan
f)       Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Sekolah dan masyarakat memiliki hubungan timbal balik untuk menjaga kelestarian dan kemajuan masyarakat itu sendiri. Sekolah diselanggarakan untuk dapat menjaga kelestarian nilai-nilai positif masyarakat, dengan harapan  sekolah dapat mewariskan nilai-nilai yang dimiliki masyarakat dengan baik dan benar.

g)      Manajemen Layanan Khusus
            Manajemen Layanan Khusus dilakukan untuk mendukung keberhasilan proses belajar  mengajar. Keberhasilan proses belajar mengajar membutuhkan fasilitas lain unuk mencapainya. Keberhasilan belajar tersebut di antaranya harus ditunjang dengan pusat sumber belajar, pusat kesehatan sekolah, bimbingan konseling, dan kantin sekolah.